Soal & Pembahasan BAB 7 BAGAIMANA ISLAM MEMBANGUN PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN?
Kamis, 23 April 2020
Tambah Komentar
BAB 7 BAGAIMANA ISLAM MEMBANGUN PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN?
Penulis
Nama : Anggi Dwi Kurniawan
NPM
: 1915061021
P.S. : Teknik Informatika
Mata
Kuliah : Pendidikan Agama
Islam
Dosen :
Muhamad Komarudin, S.T., M.T.
Yessi
Mulyani, S.T., M.T
Jurusan
Teknik Elektro
Fakultas
Teknik Universitas Lampung
Bandarlampung
31
Maret 2020
Soal 1
Faktor-faktor
apa yang melatarbelakangi terjadinya perbedaan? dan bagaimana perbedaan harus
dikelola dalam konteks keindonesiaan?
Jawab
Adapun
faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya perbedaan adalah sebagai berikut
:
1. Faktor Internal
a.
Karena
kedudukan suatu hadis
Suatu
hadis yang diterima ditanggapi dengan beragam ada yang meyakini dan ada pula
yang meragukan
b.
Karena
tidak sampainya suatu riwayat
Adanya
riwayat yang banyak jumlahnya terkadang sering tidak diketahui oleh para imam
belum lagi dengan perbendaharaan hadis antara yang satu dengan yang lainnya
tidaklah sama sehingga sering kali riwayat itu tidak sampai yang mengakibatkan
kecenderungan berijtihad dengan akal.
c. Berbeda dalam mengartikan kata-kata nash
d.
Tidak
sama dalam menggunakan kaidah ushul dan kaidah fiqhiyyah. Ada Imam yang
menggunakan istihsan dan ada yang tidak. Demikian juga dalam penggunaan ijma’
ahl Madinah, qiyas, maslahat mursalah, istishab, fatwa sahabat dll. Lafadz amr
(suruhan) oleh sebagian dipahami sebagai perintah wajib, dan oleh sebagian
dipahami sebagai sunah, dan terkadang dipahami dengan makna lain.
2. Faktor Eksternal
a.
Tidak
sama dalam hal perbendaharaan hadis
Banyaknya
hadis-hadis yang ada pastilah tidak semua diketahui dan dapat diserbarkan ke seluruh
penjuru kota maka tidak mengherankan pula apabila penguasaan hadis yang satu
dengan daerah yang lain berbeda.
b.
Faktor
politik
Perpecahan
yang terjadi antara kaum muslimin sering kali menimbulkan peperangan yang
memasuki wilayah hukum dan teologi. Hal ini juga dinyatakan oleh Sa’id Musthafa
al-khin dalam kitabnya Atsar al-Ikhtilaf fi al-Qawa’id al-ushuliyah fi Ikhtilaf
al-Fuqaha’ sebab perbedaan dalam furu’ yang terpenting adalah :
1.
Adanya
perbedaan dalam hal Qira’at.
2.
Tidak
sampainya suatu hadis kepada seorang imam dalam sebagian masalah.
3.
Ragu-ragu
dalam kedudukan suatu hadis.
4.
Berbeda
dalam pemahaman dan penafsiran suatu teks.
5.
Adanya
lafaz yang mengandung makna lebih dari satu.
6.
Adanya
pertentangan antar dalil.
7.
Tidak
didapatinya suatu nash dalam sebuah permasalahan.
8.
Berbeda
dalam menentukan Qawaid Ushuliyah.
Adapun
Memahami adanya perbedaan dalam hukum Islam mempunyai signifikansi yang besar
bagi umat ini. Apalagi dalam rangka mewujudkan suatu masyarakat yang dewasa dan
matang (mature society). Sebab hal tersebut dapat melahirkan tradisi
toleran antar umat Islam itu sendiri sehingga terhindar dari pertikaian yang
menyita banyak waktu dan energi, seperti yang selama ini terjadi di tengah
masyarakat kita ketika sibuk mempersoalkan masalah qunut dan tak qunut pada
salat Subuh, sementara yang tak salat Subuh tidak dianggap masalah karena
dianggap salat adalah urusan pribadi. Atau bersitegang tentang jumlah rakaat
salat Tarawih, sementara yang tidak Tarawih tak dipermasalahkan karena hukum salat
Tarawih kan sunah, dalihnya. Tetapi sekali lagi, yang menjadi kata kunci di
sini adalah semangat toleransi yang perlu dilanggengkan di tengah-tengah
masyarakat agar tercipta masyarakat muslim yang harmonis.
Soal
2
Susunlah
simpulan pokok dari teks di atas! Kemudian cobalah menanya lebih jauh bagaimana
persoalan-persoalan yang terkandung dalam teks di atas muncul, lalu berkembang
dan menyebar ke seluruh bangsa dan umat.
Jawab
Islam
sebagai realitas religio-kultural berada pada dua korpus besar: Islam
sebagai korpus wahyu, dan Islam sebagai korpus historis. Islam pada korpus
pertama adalah Islam ideal yang berada dalam kerangka wahyu, bersifat normatif
atau high tradition, sedangkan Islam historis adalah Islam yang berada
pada kerangka local tradition sebagaimana yang dibaca, dimengerti,
dipahami dan dipraktikkan oleh umatnya dalam konteks waktu dan ruang yang
berbeda-beda.
Pada
korpus pertama berpegang teguh pada Al-Quran dan hadis, sedangkan pada korpus
kedua tetap berpegang teguh pada Al-Quran, namun juga telah mengikuti budaya
yang berkembang di masyarakat. Hal inilah yang terkadang menimbulkan perbedaan
pendapat yang pada akhirnya menumbuhkan konflik antar kelompok beragama di
masyarakat.
Soal
3
Coba
Anda kumpulkan pelbagai informasi melalui studi eksplorasi mengenai karakteristik
keberagamaan NU dan Muhammadiyah, baik kesamaan maupun perbedaan keduanya.
Tunjukkan sikap akademik Anda melalui esai singkat! Lakukan hal yang sama
terhadap aliran/organisasi keagamaan (Islam) lainnya!
Jawab
1. Perbedaan NU dan Muhammadiyah
dalam hal tradisi ibadah
Dalam hal ibadah, kita bisa melihat perbedaan yang
terlihat antara NU dan Muhammadiyah. Pertama, pada bulan Ramadlan, warga
Nahdliyin tarawih dengan jumlah rakaat sebanyak dua puluh dengan tiga rakaat
witir. Sementara warga muhammadiyah jumlah rakaatnya adalah kebebasan
dengan tiga rakaat witir. Kedua, bagi warga NU malam jum'at adalah malam
yang sakral. Pada malam hari ini masjid diramaikan dengan bacaan maulid
nabi, tahlil, yasin, manaqib syaikh abdul Qadir al-Jaelani, barzanji dan dibaca
tidak demikian yang dilakukan warga Muhammadiyah. Ketiga, khutbah sholat
Ied dilakukan sebanyak dua kali oleh warga negara. Keempat, kalimat
“allahu akbar” dalam takbiran hari raya diucapkan sebanyak tiga kali untuk
warga NU saat warga Muhammadiyah melafaldkannya sebanyak dua kali, kalimat
qad qamat as-sholat dalam iqomat dibaca sebanyak dua kali untuk warga nahdliyin
dan sekali untuk warga Muhammadiyah. Yang terakhir adalah itsbat
menentukan jatuhnya hari raya, NU memakai dasar rukyah sedangkan Muhammadiyah
memakai hilal sebagai dasar.
2.
Perbedaan NU dan
Muhammadiyah dalam hal aspirasi atau pencapaian politik
Partai
politik yang senada dengan Muhammadiyah tidak dimaksudkan didirikan oleh
Muhammadiyah. Warga Muhammadiyah membuktikan bahwa Muhammadiyah sepenuhnya
bukan partai politik, tetapi organisasi sosial, agama, propaganda dan
pendidikan. Di sisi lain, warga Nahdliyin kenal dengan karakter NU yang
bergumul dengan partai. Sulit dibedakan dari partai mana seirama dengan NU
didirikan oleh kyai tertentu atau tidak.
3.
Perbedaan NU dan
Muhammadiyah dalam hal perspektif Pendidikan
Warga
menghabiskan banyak waktu untuk belajar di pesantren yang salafi, mengolah sisi
emosional dan “sendiko dawuh” saat mengucapkan kyai atau ulama tanpa banyak
pertimbanganga, alhasil kurang rasional dan lebih simbolik. Di sisi lain,
warga Muhammadiyah yang lebih mengenyam pendidikan formal lebih tertarik dan
objektif. Mereka memilih partai yang mereka pikir benar. Jika dalam
perjalanan partai yang diminta tersebut tidak sesuai dengan rasio mereka, maka
warga Muhammadiyah akan meninggalkan partai tersebut.
4.
Perbedaan NU dan
Muhammadiyah dalam Metode Ijtihad
NU
memakai metode Bahtsul Masail untuk menyelesaikan masalah yang disetujui warga
nahdliyin. Metode ini menekankan pada budaya untuk menetapkan nilai yang
sudah baik dan mengambil nilai baru yang lebih baik dari masa
mendatang. “Budaya dan kearifan lokal” dengan cara mengubah isi dari
budaya dan kearifan lokal tersebut dengan nilai –nilai al-Qur'an dan
as-Sunnah. Di sisi lain, Majlis tarjih Muhammadiyah yang disebut
"Tajdid" meminta murni untuk al-Qur'an dan as-Sunnah. Tujuannya
adalah untuk menemukan dan memurnikan kembali ajaran al-Qur'an dan as-Sunnah
dari serangan TBC (takhayul, bid'ah, churafat). Ini sesuai dengan jargon
yang ada di usung warga Muhammadiyah yang berbunyi “kembali ke Alquran dan
Hadits”
Persamaan
antara NU dan Muhammadiyah cukup banyak. Akan tetapi jika menyebut di atas
saja misalnya, NU dan Muhammadiyah sama-sama menganut ajaran Islam, hanya
mengakui tuhan yang satu atau esa, apakah Allah swt., Mempercayai bahwa
Muhammad adalah utusan-Nya dan oleh karena itu menjadikannya sebagai Tauladan,
Al Qur'an adalah kitab suci yang harus dipedomani, berkiblat untuk ka'bah, dan
semua sama-sama mendukung pembicaraan rukun Islam.
Walaupun banyak pandangan yang berseberangan, namun ada satu
benang merah yang menyatukan keduanya. Antara NU dan Muhammadiyah sama-sama
memiliki sikap yang toleransi dengan agama lain, tidak berat sebelah dan
menjalankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya.
Seperti menurut budayawan nasional Emha Ainun Nadjib alias Cak
Nun. NU dan Muhammadiyah itu sebenarnya tidak ada bedanya, karena Muhammadiyah
itu artinya berkarakter Muhammad sementara NU bermakna kebangkitan ulama.
Semangat dalam gerakan dakwah untuk
menyampaikan ajaran Islam semata – mata tidak boleh mengganggu kesatuan dan
persatuan umat, umat harus tetap bersatu. NU dan Muhammadiyah adalah organisasi
keagamaan yang juga menjadi pelaku serta saksi dalam perjuangan bangsa
Indonesia dalam merebut kemerdekaan, jadi keduanya biarlah menjadi wadah dan
pengontrol untuk para umat muslim di Indonesia dalam melakukan kehidupannya.
Soal
4
Pernahkah
Anda mendengar adanya gesekan karena persoalan perbedaan keyakinan religius di
antara pendukung ormas-ormas Islam? Atau, mungkin Anda menyaksikan secara
langsung gesekan-gesekan atau pertengkaran kecil tentang keyakinan religius di
antara pendukung ormas-ormas Islam tersebut? Apa yang dipermasalahkan oleh
keyakinan-keyakinan religius berbeda yang Anda dengar atau saksikan?
Jawab
Contohnya
ialah perbedaan NU dan Muhammadiyah soal penentuan lebaran. Metode
Hisab saat Muhammadiyah ‘naik’ di media massa adalah ketika menjelang Ramadhan
dan Idul Fitri. Pasalnya, Muhammadiyah yang memakai metode hisab terkenal
selalu mendahului pemerintah yang memakai metode rukyat dalam menentukan
masuknya bulan Qamariah.
Hal ini
menyebabkan ada kemungkinan 1 Ramadhan dan 1 Syawal versi Muhammadiyah berbeda
dengan pemerintah. Dan hal ini pula yang menyebabkan Muhammadiyah banyak
menerima kritik, mulai dari tidak patuh pada pemerintah, tidak menjaga ukhuwah
Islamiyah, hingga tidak mengikuti Rasullullah Saw yang jelas memakai rukyat
al-hilal. Bahkan dari dalam kalangan Muhammadiyah sendiri ada yang belum bisa
menerima penggunaan metode hisab ini.
Umumnya,
mereka yang tidak dapat menerima hisab karena berpegang pada salah satu hadits
yaitu:
“Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan
bebukalah (idul fitri) karena melihat hilal pula. Jika bulan terhalang oleh
awan terhadapmu, maka genapkanlah bilangan bulan Sya’ban tigapuluh hari” (HR Al Bukhari dan Muslim).
Hadits
tersebut (dan juga contoh Rasulullah Saw) sangat jelas memerintahkan penggunaan
rukyat, hal itulah yang mendasari adanya pandangan bahwa metode hisab
adalah suatu bid’ah yang tidak punya referensi pada Rasulullah
Saw.
Soal
5
Amati
foto di atas. Melihat keragaman mazhab dan keyakinan religius, para ulama dan cendekiawan
muslim menggagas perlunya kesatuan umat, yang lebih dikenal dengan “ukhuwah islamiah”(Persaudaraan
Muslim). Dengan menelusuri pergulatan mazhab dan keyakinan religius di
Indonesia, model ukhuwah islamiah bagaimanakah yang dikehendaki oleh masyarakat
Islam Indonesia? Bagaimanakah pendapat Anda? Model ukhuwah islamiah manakah yang
sesuai dengan pola pikir religius Anda?
Jawab
Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menyinggung masalah
ukhuwah Islamiyah dan dapat kita simpulkan bahwa di dalam kitab suci ini
memperkenalkan paling tidak empat macam persaudaraan:
1.
Ukhuwah ‘ubudiyah atau saudara kesemahlukan dan kesetundukan
kepada Allah.
2.
Ukhuwah Insaniyah (basyariyah) dalam arti seluruh umat
manusia adalah bersaudara, karena mereka semua berasal dari seorang ayah dan
ibu. Rasulullah Saw. juga menekankan lewat sabda beliau,Jadilah kalian hamba
Allah yang bersaudara.
3.
Ukhuwah wathaniyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan dalam
keturunan dan kebangsaan.
4.
Ukhuwah fi din Al-Islam, persaudaraan antar sesama Muslim.
Rasulullah Saw. bersabda,
“Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang datang sesudah (wafat)-ku.”
“Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang datang sesudah (wafat)-ku.”
Semua
macam jenis persaudaraan di atas sesuai dengan yang di Indonesia. Kita semua
adalah saudara, berasal dari tempat yang sama, merupakan seorang hamba dari
Tuhan yang sama dan akan kembali di tempat yang sama.
Soal
6
Menjalin,
membangun dan memelihara ukhuwah merupakan ajaran mulia Agama Islam. Baca
kembali uraian di atas! Lalu deskripsikan langkah strategis yang dapat Anda usulkan untuk merealisasikannya dalam
konteks keindonesiaan! Komunikasikan kepada dosen dan teman-teman Anda!
Jawab
Perbedaan
pandangan di Indonesia kerap kali menimbulkan gesekan-gesekan yang dapat
memunculkan konflik dan rusaknya ukhuwah. Oleh sebab itu hendaknya kita selalu
menjaga sikap toleransi terhadap perbedaan pandangan dan keyakinan. Adapun
langkah yang bisa dilakukan di antaranya dengan sering mengadakan pertemuan
untuk melakukan diskusi, atau sekadar melakukan ibadah bersama. Hal ini dapat
semakin memperkuat ukhuwah islamiah, daripada malah saling menyudutkan dan
saling menyalahkan satu sama lain di tengah perbedaan.
Soal
7
Lakukan
analisis kritik atas fenomena yang tampak pada teks di atas! Kemudian simpulkan
hasil pencermatan dan analisis Anda tersebut! Diskusikan dengan dosen Anda
untuk memperoleh pengayaan!
Jawab
Dalam
fenomena tersebut, menimbulkan sikap saling menyalahkan dan menyudutkan. Dalam
kasus tersebut terjadi perbedaan pendapat karena berbeda keyakinan mazhab dan
pedoman. Sehingga menimbulkan suatu persepsi ajaran sesat. Akibatnya, para
ulama yang menganutnya di penjara karena dianggap tidak sesuai dengan pandangan
Islam.
Soal
8
Menanya
lebih jauh. Pertanyaan utama yang perlu
dijawab mahasiswa, mengapa umat Islam terpecah ke dalam banyak mazhab dan
keyakinan religius? Adakah dasar-dasar syar`i (dalil-dalil dari Al-Quran dan hadis) bahwa umat Islam memang terdiri dari
banyak mazhab dan keyakinan religius? Apakah di antara mazhab-mazhab dan
keyakinan-keyakinan religius itu ada yang salah dan yang benar? Jika ada yang
benar, apakah ciri-cirinya? Misal, ketika Nabi Muhammad saw. berada di
tengah-tengah umat, Islam yang benar adalah Islam yang diajarkan dan
diteladankan oleh Nabi Muhammad saw. Adapun Islam di luar itu sudah pasti salah
dan sesat. Bagaimanakah
masalah
itu setelah meninggalnya Nabi Muhammad saw.? Apa kriteria suatu mazhab dan
keyakinan religius itu benar? Dan apa pula kriteria suatu mazhab dan keyakinan
religius itu salah dan sesat?
Jawab
Pertanyaan
pertama "mengapa umat Islam terpecah ke dalam banyak mazhab dan keyakinan
religius" = dikarenakan banyaknya para imam-imam besar dalam sejarah
perkembangan Islam yang di ambil ilmunya untuk menjadi contoh atau acuan
dikarenakan imam tersebut terkenal kesalehan dan ilmunya.
Pertanyaan
kedua "adakah dasar-dasar syariat Islam (dalil Al-Quran dan hadis) yang
bahwa umat Islam memang terdiri dari banyak Mazhab dan keyakinan religius"
= ada, jika yang di maksud merupakan golongan. yaitu Hadis Rasulullah S.A.W
yang menerangkan bahwa akan pada hari kiamat, manusia akan terbagi sebanyak 63
golongan (golongan ke 61 adalah yahudi,ke62 adalah Nasrani dan ke63 adalah
Islam).
Pertanyaan
ke tiga "Apakah di antara Mazhab-Mazhab dan keyakinan religius itu ada
yang salah dan ada yang benar? Jika benar apakah ciri-cirinya? Apa pula
kriteria suatu Mazhab dan keyakinan religius salah atau sesat?" = Dalam
Islam, yang menjadi pedoman hidup dunia dan akhirat adalah Al-Quran dan hadis.
jika tidak sesuai dan bertentangan, maka janganlah mengikuti Mazhab tersebut.
jika sesuai dengan apa yang di ajarkan Rasulullah, maka ikutilah. Adapun
keyakinan religius lain termasuk salah dan sesat. seperti Yahudi yang beriman
kepada tuhannya Musa A.S tetapi tidak meyakini Nabi setelahnya seperti Isa A.S
dan Muhammad S.A.W. Mereka mengetahuinya, bahwa akan ada nabi setelahnya dan
mengetahui bahwa beriman pada Tuhan yang sama (Allah).
Soal
9
Manusia
lebih nyaman beragama dengan mengikuti empat pola keagamaan. Coba Anda
perhatikan ayat-ayat berikut! Deskripsikan keempat pola tersebut, carikan
rujukannya sebagai contoh dari kehidupan sehari-hari di masyarakat kita.
Bagaimana sikap Anda sendiri? Komunikasikan kepada teman-teman Anda agar
memperoleh pengayaan.
Jawab
Ayat
pertama :
Apabila
dikatakan kepada mereka, "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan
mengikuti rasul!" Mereka menjawab," Cukuplah untuk kami apa yang kami
dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". dan Apakah mereka itu akan
mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui
apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? (QSAl-Maidah/5:104)
Maksud
dari ayat tersebut adalah golongan orang yang mengikuti tradisi/kebiasaan
orang-orang terdahulu. Golongan orang ini akan mengikuti tradisi nenek moyang,
meskipun orang terdahulu tidak mengetahui apa-apa dan tidak mendapatkan
petunjuk.
Ayat
kedua :
Dan
jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap
Allah).(QS.Al-An‟am/6:116)
Jika
kita menuruti kebanyakan orang, bisa jadi kamu mengikuti yang sesat dan hanya
prasangka saja, mereka hanyalah berdusta.
Ayat
ketiga :
Dan
(ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya
berkata, "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama rasul!
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku(dulu) tidak menjadikan si Fulan itu
teman akrab(ku).”(QSAl-Furqan/25:27-28)
Ayat
ini memberikan gambaran yang diperbuat orang-orang zalim.
Ayat
keempat
Dan
kebanyakan mereka tidak mengikuti, kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya
persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.(QSYunus/10:36)
Dalam
ayat ini dijelaskan bahwa ketika kita mengikuti prasangka saja, itu tidak ada
gunanya, dan tidak akan mencapai kebenaran.
Soal
10
Gunakan
nalar kritis Anda, mengapa fenomena di atas dapat terjadi? Bagaimana tawaran
konsep Islam mengenai keragaman? Tunjukkan sikap Anda dengan cara mengajukan
peta konsep yang jelas dan bersifat operasional yang dapat menjadi bagian dari
ukhuwah, serta kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia! Anda pasti bisa.
Jawab
Fenomena
tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan pandangan terkait keyakinan dan
pelaksanaan keagamaan. Kegiatan keagamaan yang berbeda dinilai menyimpang dari
ajaran Islam. Sehingga muncul sikap saling menyalahkan dan mengklaim apa yang
dianutnya adalah benar dan orang lain adalah salah. Akibatnya terjadi konflik
antar umat beragama. Dalam fenomena tersebut, terjadi konflik untuk membubarkan
ormas agama, mereka juga membakar tempat-tempat ibadah yang dimiliki ormas
agama tersebut. Sebaiknya hal ini didiskusikan terlebih dahulu antara kedua
pihak, dan dikaji secara mendalam tentang kegiatan-kegiatan yang dianggap
menyimpang. Karena sebagai manusia kita juga tidak boleh untuk saling melukai,
dan memusuhi sesama.
Belum ada Komentar untuk "Soal & Pembahasan BAB 7 BAGAIMANA ISLAM MEMBANGUN PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN?"
Posting Komentar