Soal & Pembahasan BAB 7 BAGAIMANA ISLAM MEMBANGUN PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN? - KAPAS

Soal & Pembahasan BAB 7 BAGAIMANA ISLAM MEMBANGUN PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN?


BAB 7 BAGAIMANA ISLAM MEMBANGUN PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN?


Penulis
Nama                          : Anggi Dwi Kurniawan
NPM                           : 1915061021
P.S.                             : Teknik Informatika

Mata Kuliah                : Pendidikan Agama Islam
Dosen                          : Muhamad Komarudin, S.T., M.T.
  Yessi Mulyani, S.T., M.T



Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Lampung
Bandarlampung
31 Maret 2020





Soal 1
Faktor-faktor apa yang melatarbelakangi terjadinya perbedaan? dan bagaimana perbedaan harus dikelola dalam konteks keindonesiaan?

Jawab
Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya perbedaan adalah sebagai berikut :
1.     Faktor Internal
a.      Karena kedudukan suatu hadis
Suatu hadis yang diterima ditanggapi dengan beragam ada yang meyakini dan ada pula yang meragukan
b.     Karena tidak sampainya suatu riwayat
Adanya riwayat yang banyak jumlahnya terkadang sering tidak diketahui oleh para imam belum lagi dengan perbendaharaan hadis antara yang satu dengan yang lainnya tidaklah sama sehingga sering kali riwayat itu tidak sampai yang mengakibatkan kecenderungan berijtihad dengan akal.
c.      Berbeda dalam mengartikan kata-kata nash
d.     Tidak sama dalam menggunakan kaidah ushul dan kaidah fiqhiyyah. Ada Imam yang menggunakan istihsan dan ada yang tidak. Demikian juga dalam penggunaan ijma’ ahl Madinah, qiyas, maslahat mursalah, istishab, fatwa sahabat dll. Lafadz amr (suruhan) oleh sebagian dipahami sebagai perintah wajib, dan oleh sebagian dipahami sebagai sunah, dan terkadang dipahami dengan makna lain.

2.     Faktor Eksternal
a.      Tidak sama dalam hal perbendaharaan hadis
Banyaknya hadis-hadis yang ada pastilah tidak semua diketahui dan dapat diserbarkan ke seluruh penjuru kota maka tidak mengherankan pula apabila penguasaan hadis yang satu dengan daerah yang lain berbeda.
b.     Faktor politik
Perpecahan yang terjadi antara kaum muslimin sering kali menimbulkan peperangan yang memasuki wilayah hukum dan teologi. Hal ini juga dinyatakan oleh Sa’id Musthafa al-khin dalam kitabnya Atsar al-Ikhtilaf fi al-Qawa’id al-ushuliyah fi Ikhtilaf al-Fuqaha’ sebab perbedaan dalam furu’ yang terpenting adalah :
1.     Adanya perbedaan dalam hal Qira’at.
2.     Tidak sampainya suatu hadis kepada seorang imam dalam sebagian masalah.
3.     Ragu-ragu dalam kedudukan suatu hadis.
4.     Berbeda dalam pemahaman dan penafsiran suatu teks.
5.     Adanya lafaz yang mengandung makna lebih dari satu.
6.     Adanya pertentangan antar dalil.
7.     Tidak didapatinya suatu nash dalam sebuah permasalahan.
8.     Berbeda dalam menentukan Qawaid Ushuliyah.

Adapun Memahami adanya perbedaan dalam hukum Islam mempunyai signifikansi yang besar bagi umat ini. Apalagi dalam rangka mewujudkan suatu masyarakat yang dewasa dan matang (mature society). Sebab hal tersebut dapat melahirkan tradisi toleran antar umat Islam itu sendiri sehingga terhindar dari pertikaian yang menyita banyak waktu dan energi, seperti yang selama ini terjadi di tengah masyarakat kita ketika sibuk mempersoalkan masalah qunut dan tak qunut pada salat Subuh, sementara yang tak salat Subuh tidak dianggap masalah karena dianggap salat adalah urusan pribadi. Atau bersitegang tentang jumlah rakaat salat Tarawih, sementara yang tidak Tarawih tak dipermasalahkan karena hukum salat Tarawih kan sunah, dalihnya. Tetapi sekali lagi, yang menjadi kata kunci di sini adalah semangat toleransi yang perlu dilanggengkan di tengah-tengah masyarakat agar tercipta masyarakat muslim yang harmonis.



Soal 2
Susunlah simpulan pokok dari teks di atas! Kemudian cobalah menanya lebih jauh bagaimana persoalan-persoalan yang terkandung dalam teks di atas muncul, lalu berkembang dan menyebar ke seluruh bangsa dan umat.

Jawab
Islam sebagai realitas religio-kultural berada pada dua korpus besar: Islam sebagai korpus wahyu, dan Islam sebagai korpus historis. Islam pada korpus pertama adalah Islam ideal yang berada dalam kerangka wahyu, bersifat normatif atau high tradition, sedangkan Islam historis adalah Islam yang berada pada kerangka local tradition sebagaimana yang dibaca, dimengerti, dipahami dan dipraktikkan oleh umatnya dalam konteks waktu dan ruang yang berbeda-beda.
Pada korpus pertama berpegang teguh pada Al-Quran dan hadis, sedangkan pada korpus kedua tetap berpegang teguh pada Al-Quran, namun juga telah mengikuti budaya yang berkembang di masyarakat. Hal inilah yang terkadang menimbulkan perbedaan pendapat yang pada akhirnya menumbuhkan konflik antar kelompok beragama di masyarakat.

Soal 3
Coba Anda kumpulkan pelbagai informasi melalui studi eksplorasi mengenai karakteristik keberagamaan NU dan Muhammadiyah, baik kesamaan maupun perbedaan keduanya. Tunjukkan sikap akademik Anda melalui esai singkat! Lakukan hal yang sama terhadap aliran/organisasi keagamaan (Islam) lainnya!

Jawab
1.     Perbedaan NU dan Muhammadiyah dalam hal tradisi ibadah
Dalam hal ibadah, kita bisa melihat perbedaan yang terlihat antara NU dan Muhammadiyah. Pertama, pada bulan Ramadlan, warga Nahdliyin tarawih dengan jumlah rakaat sebanyak dua puluh dengan tiga rakaat witir. Sementara warga muhammadiyah jumlah rakaatnya adalah kebebasan dengan tiga rakaat witir. Kedua, bagi warga NU malam jum'at adalah malam yang sakral. Pada malam hari ini masjid diramaikan dengan bacaan maulid nabi, tahlil, yasin, manaqib syaikh abdul Qadir al-Jaelani, barzanji dan dibaca tidak demikian yang dilakukan warga Muhammadiyah. Ketiga, khutbah sholat Ied dilakukan sebanyak dua kali oleh warga negara. Keempat, kalimat “allahu akbar” dalam takbiran hari raya diucapkan sebanyak tiga kali untuk warga NU saat warga Muhammadiyah melafaldkannya sebanyak dua kali, kalimat qad qamat as-sholat dalam iqomat dibaca sebanyak dua kali untuk warga nahdliyin dan sekali untuk warga Muhammadiyah. Yang terakhir adalah itsbat menentukan jatuhnya hari raya, NU memakai dasar rukyah sedangkan Muhammadiyah memakai hilal sebagai dasar.
2.     Perbedaan NU dan Muhammadiyah dalam hal aspirasi atau pencapaian politik
Partai politik yang senada dengan Muhammadiyah tidak dimaksudkan didirikan oleh Muhammadiyah. Warga Muhammadiyah membuktikan bahwa Muhammadiyah sepenuhnya bukan partai politik, tetapi organisasi sosial, agama, propaganda dan pendidikan. Di sisi lain, warga Nahdliyin kenal dengan karakter NU yang bergumul dengan partai. Sulit dibedakan dari partai mana seirama dengan NU didirikan oleh kyai tertentu atau tidak.
3.     Perbedaan NU dan Muhammadiyah dalam hal perspektif Pendidikan
Warga menghabiskan banyak waktu untuk belajar di pesantren yang salafi, mengolah sisi emosional dan “sendiko dawuh” saat mengucapkan kyai atau ulama tanpa banyak pertimbanganga, alhasil kurang rasional dan lebih simbolik. Di sisi lain, warga Muhammadiyah yang lebih mengenyam pendidikan formal lebih tertarik dan objektif. Mereka memilih partai yang mereka pikir benar. Jika dalam perjalanan partai yang diminta tersebut tidak sesuai dengan rasio mereka, maka warga Muhammadiyah akan meninggalkan partai tersebut.
4.     Perbedaan NU dan Muhammadiyah dalam Metode Ijtihad
NU memakai metode Bahtsul Masail untuk menyelesaikan masalah yang disetujui warga nahdliyin. Metode ini menekankan pada budaya untuk menetapkan nilai yang sudah baik dan mengambil nilai baru yang lebih baik dari masa mendatang. “Budaya dan kearifan lokal” dengan cara mengubah isi dari budaya dan kearifan lokal tersebut dengan nilai –nilai al-Qur'an dan as-Sunnah. Di sisi lain, Majlis tarjih Muhammadiyah yang disebut "Tajdid" meminta murni untuk al-Qur'an dan as-Sunnah. Tujuannya adalah untuk menemukan dan memurnikan kembali ajaran al-Qur'an dan as-Sunnah dari serangan TBC (takhayul, bid'ah, churafat). Ini sesuai dengan jargon yang ada di usung warga Muhammadiyah yang berbunyi “kembali ke Alquran dan Hadits”
Persamaan antara NU dan Muhammadiyah cukup banyak. Akan tetapi jika menyebut di atas saja misalnya, NU dan Muhammadiyah sama-sama menganut ajaran Islam, hanya mengakui tuhan yang satu atau esa, apakah Allah swt., Mempercayai bahwa Muhammad adalah utusan-Nya dan oleh karena itu menjadikannya sebagai Tauladan, Al Qur'an adalah kitab suci yang harus dipedomani, berkiblat untuk ka'bah, dan semua sama-sama mendukung pembicaraan rukun Islam.
Walaupun banyak pandangan yang berseberangan, namun ada satu benang merah yang menyatukan keduanya. Antara NU dan Muhammadiyah sama-sama memiliki sikap yang toleransi dengan agama lain, tidak berat sebelah dan menjalankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya.
Seperti menurut budayawan nasional Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun. NU dan Muhammadiyah itu sebenarnya tidak ada bedanya, karena Muhammadiyah itu artinya berkarakter Muhammad sementara NU bermakna kebangkitan ulama.
Semangat dalam gerakan dakwah untuk menyampaikan ajaran Islam semata – mata tidak boleh mengganggu kesatuan dan persatuan umat, umat harus tetap bersatu. NU dan Muhammadiyah adalah organisasi keagamaan yang juga menjadi pelaku serta saksi dalam perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan, jadi keduanya biarlah menjadi wadah dan pengontrol untuk para umat muslim di Indonesia dalam melakukan kehidupannya.



Soal 4
Pernahkah Anda mendengar adanya gesekan karena persoalan perbedaan keyakinan religius di antara pendukung ormas-ormas Islam? Atau, mungkin Anda menyaksikan secara langsung gesekan-gesekan atau pertengkaran kecil tentang keyakinan religius di antara pendukung ormas-ormas Islam tersebut? Apa yang dipermasalahkan oleh keyakinan-keyakinan religius berbeda yang Anda dengar atau saksikan?



Jawab
Contohnya ialah perbedaan NU dan Muhammadiyah soal penentuan lebaran. Metode Hisab saat Muhammadiyah ‘naik’ di media massa adalah ketika menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Pasalnya, Muhammadiyah yang memakai metode hisab terkenal selalu mendahului pemerintah yang memakai metode rukyat dalam menentukan masuknya bulan Qamariah.
Hal ini menyebabkan ada kemungkinan 1 Ramadhan dan 1 Syawal versi Muhammadiyah berbeda dengan pemerintah. Dan hal ini pula yang menyebabkan Muhammadiyah banyak menerima kritik, mulai dari tidak patuh pada pemerintah, tidak menjaga ukhuwah Islamiyah, hingga tidak mengikuti Rasullullah Saw yang jelas memakai rukyat al-hilal. Bahkan dari dalam kalangan Muhammadiyah sendiri ada yang belum bisa menerima penggunaan metode hisab ini.
Umumnya, mereka yang tidak dapat menerima hisab karena berpegang pada salah satu hadits yaitu:
“Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan bebukalah (idul fitri) karena melihat hilal pula. Jika bulan terhalang oleh awan terhadapmu, maka genapkanlah bilangan bulan Sya’ban tigapuluh hari” (HR Al Bukhari dan Muslim).
Hadits tersebut (dan juga contoh Rasulullah Saw) sangat jelas memerintahkan penggunaan rukyat, hal itulah yang mendasari adanya pandangan bahwa metode hisab adalah suatu bid’ah yang tidak punya referensi pada Rasulullah Saw.



Soal 5
Amati foto di atas. Melihat keragaman mazhab dan keyakinan religius, para ulama dan cendekiawan muslim menggagas perlunya kesatuan umat, yang lebih dikenal dengan “ukhuwah islamiah”(Persaudaraan Muslim). Dengan menelusuri pergulatan mazhab dan keyakinan religius di Indonesia, model ukhuwah islamiah bagaimanakah yang dikehendaki oleh masyarakat Islam Indonesia? Bagaimanakah pendapat Anda? Model ukhuwah islamiah manakah yang sesuai dengan pola pikir religius Anda?

Jawab
Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menyinggung masalah ukhuwah Islamiyah dan dapat kita simpulkan bahwa di dalam kitab suci ini memperkenalkan paling tidak empat macam persaudaraan:
1.     Ukhuwah ‘ubudiyah atau saudara kesemahlukan dan kesetundukan kepada Allah.
2.     Ukhuwah Insaniyah (basyariyah) dalam arti seluruh umat manusia adalah bersaudara, karena mereka semua berasal dari seorang ayah dan ibu. Rasulullah Saw. juga menekankan lewat sabda beliau,Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.
3.     Ukhuwah wathaniyah wa an-nasab, yaitu persaudaraan dalam keturunan dan kebangsaan.
4.     Ukhuwah fi din Al-Islam, persaudaraan antar sesama Muslim. Rasulullah Saw. bersabda,
“Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kita adalah yang datang sesudah (wafat)-ku.”
Semua macam jenis persaudaraan di atas sesuai dengan yang di Indonesia. Kita semua adalah saudara, berasal dari tempat yang sama, merupakan seorang hamba dari Tuhan yang sama dan akan kembali di tempat yang sama.



Soal 6
Menjalin, membangun dan memelihara ukhuwah merupakan ajaran mulia Agama Islam. Baca kembali uraian di atas! Lalu deskripsikan langkah strategis yang dapat  Anda usulkan untuk merealisasikannya dalam konteks keindonesiaan! Komunikasikan kepada dosen dan teman-teman Anda!

Jawab
Perbedaan pandangan di Indonesia kerap kali menimbulkan gesekan-gesekan yang dapat memunculkan konflik dan rusaknya ukhuwah. Oleh sebab itu hendaknya kita selalu menjaga sikap toleransi terhadap perbedaan pandangan dan keyakinan. Adapun langkah yang bisa dilakukan di antaranya dengan sering mengadakan pertemuan untuk melakukan diskusi, atau sekadar melakukan ibadah bersama. Hal ini dapat semakin memperkuat ukhuwah islamiah, daripada malah saling menyudutkan dan saling menyalahkan satu sama lain di tengah perbedaan.



Soal 7
Lakukan analisis kritik atas fenomena yang tampak pada teks di atas! Kemudian simpulkan hasil pencermatan dan analisis Anda tersebut! Diskusikan dengan dosen Anda untuk memperoleh pengayaan!

Jawab
Dalam fenomena tersebut, menimbulkan sikap saling menyalahkan dan menyudutkan. Dalam kasus tersebut terjadi perbedaan pendapat karena berbeda keyakinan mazhab dan pedoman. Sehingga menimbulkan suatu persepsi ajaran sesat. Akibatnya, para ulama yang menganutnya di penjara karena dianggap tidak sesuai dengan pandangan Islam.


Soal 8
Menanya lebih jauh. Pertanyaan utama  yang perlu dijawab mahasiswa, mengapa umat Islam terpecah ke dalam banyak mazhab dan keyakinan religius? Adakah dasar-dasar syar`i (dalil-dalil dari Al-Quran dan  hadis) bahwa umat Islam memang terdiri dari banyak mazhab dan keyakinan religius? Apakah di antara mazhab-mazhab dan keyakinan-keyakinan religius itu ada yang salah dan yang benar? Jika ada yang benar, apakah ciri-cirinya? Misal, ketika Nabi Muhammad saw. berada di tengah-tengah umat, Islam yang benar adalah Islam yang diajarkan dan diteladankan oleh Nabi Muhammad saw. Adapun Islam di luar itu sudah pasti salah dan sesat. Bagaimanakah
masalah itu setelah meninggalnya Nabi Muhammad saw.? Apa kriteria suatu mazhab dan keyakinan religius itu benar? Dan apa pula kriteria suatu mazhab dan keyakinan religius itu salah dan sesat?

Jawab
Pertanyaan pertama "mengapa umat Islam terpecah ke dalam banyak mazhab dan keyakinan religius" = dikarenakan banyaknya para imam-imam besar dalam sejarah perkembangan Islam yang di ambil ilmunya untuk menjadi contoh atau acuan dikarenakan imam tersebut terkenal kesalehan dan ilmunya.

Pertanyaan kedua "adakah dasar-dasar syariat Islam (dalil Al-Quran dan hadis) yang bahwa umat Islam memang terdiri dari banyak Mazhab dan keyakinan religius" = ada, jika yang di maksud merupakan golongan. yaitu Hadis Rasulullah S.A.W yang menerangkan bahwa akan pada hari kiamat, manusia akan terbagi sebanyak 63 golongan (golongan ke 61 adalah yahudi,ke62 adalah Nasrani dan ke63 adalah Islam).

Pertanyaan ke tiga "Apakah di antara Mazhab-Mazhab dan keyakinan religius itu ada yang salah dan ada yang benar? Jika benar apakah ciri-cirinya? Apa pula kriteria suatu Mazhab dan keyakinan religius salah atau sesat?" = Dalam Islam, yang menjadi pedoman hidup dunia dan akhirat adalah Al-Quran dan hadis. jika tidak sesuai dan bertentangan, maka janganlah mengikuti Mazhab tersebut. jika sesuai dengan apa yang di ajarkan Rasulullah, maka ikutilah. Adapun keyakinan religius lain termasuk salah dan sesat. seperti Yahudi yang beriman kepada tuhannya Musa A.S tetapi tidak meyakini Nabi setelahnya seperti Isa A.S dan Muhammad S.A.W. Mereka mengetahuinya, bahwa akan ada nabi setelahnya dan mengetahui bahwa beriman pada Tuhan yang sama (Allah).




Soal 9
Manusia lebih nyaman beragama dengan mengikuti empat pola keagamaan. Coba Anda perhatikan ayat-ayat berikut! Deskripsikan keempat pola tersebut, carikan rujukannya sebagai contoh dari kehidupan sehari-hari di masyarakat kita. Bagaimana sikap Anda sendiri? Komunikasikan kepada teman-teman Anda agar memperoleh pengayaan.

Jawab
Ayat pertama :
Apabila dikatakan kepada mereka, "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti rasul!" Mereka menjawab," Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". dan Apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? (QSAl-Maidah/5:104)
Maksud dari ayat tersebut adalah golongan orang yang mengikuti tradisi/kebiasaan orang-orang terdahulu. Golongan orang ini akan mengikuti tradisi nenek moyang, meskipun orang terdahulu tidak mengetahui apa-apa dan tidak mendapatkan petunjuk.

Ayat kedua :
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).(QS.Al-An‟am/6:116)
Jika kita menuruti kebanyakan orang, bisa jadi kamu mengikuti yang sesat dan hanya prasangka saja, mereka hanyalah berdusta.

Ayat ketiga :
Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata, "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama rasul! Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku(dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku).”(QSAl-Furqan/25:27-28)
Ayat ini memberikan gambaran yang diperbuat orang-orang zalim.


Ayat keempat
Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti, kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.(QSYunus/10:36)
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa ketika kita mengikuti prasangka saja, itu tidak ada gunanya, dan tidak akan mencapai kebenaran.


Soal 10
Gunakan nalar kritis Anda, mengapa fenomena di atas dapat terjadi? Bagaimana tawaran konsep Islam mengenai keragaman? Tunjukkan sikap Anda dengan cara mengajukan peta konsep yang jelas dan bersifat operasional yang dapat menjadi bagian dari ukhuwah, serta kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia! Anda pasti bisa.

Jawab
Fenomena tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan pandangan terkait keyakinan dan pelaksanaan keagamaan. Kegiatan keagamaan yang berbeda dinilai menyimpang dari ajaran Islam. Sehingga muncul sikap saling menyalahkan dan mengklaim apa yang dianutnya adalah benar dan orang lain adalah salah. Akibatnya terjadi konflik antar umat beragama. Dalam fenomena tersebut, terjadi konflik untuk membubarkan ormas agama, mereka juga membakar tempat-tempat ibadah yang dimiliki ormas agama tersebut. Sebaiknya hal ini didiskusikan terlebih dahulu antara kedua pihak, dan dikaji secara mendalam tentang kegiatan-kegiatan yang dianggap menyimpang. Karena sebagai manusia kita juga tidak boleh untuk saling melukai, dan memusuhi sesama.

Belum ada Komentar untuk "Soal & Pembahasan BAB 7 BAGAIMANA ISLAM MEMBANGUN PERSATUAN DALAM KEBERAGAMAN?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel