Ssst RAHASIA | Cerpen Tentang Pengagum Rahasia
Sabtu, 05 Januari 2019
Tambah Komentar
Ssst Rahasia
Karya : Rika Amanda Putri
![]() |
Sumber gambar : seruni.id |
Terdengar suara nyaring alarm yang membangunkan suasana
tidur nyenyakku, kicauan burung dan kokok ayam yang merdu menghiasi pagi hari
yang cerah. Kupandang atap rumah dan sekelilingku. Aku beranjak dari tempat
tidurku untuk bersiap-siap berangkat sekolah. 15 menit kemudian.
“Flo, cepat datang kemari!” teriak mama ku.
“Tunggu sebentar, Ma” jawabku.
Aku pun turun ke bawah dan sarapan, kemudian aku berpamitan
untuk berangkat sekolah.
Sesampainya, entah apa yang aku pikirkan. Pandanganku
tertuju pada seseorang. Seseorang yang tak ku kenali sebelumnya. Sejak saat itu
pandangan mataku tak pernah beralih darinya. Setiap hari ku pandangi dia dari
jauh. Kuperhatikan dia dari cara bicaranya, gaya tertawanya, bahkan gaya
rambutnya.
Dia adalah Gara, teman satu letingan yang letak kelasnya tak
jauh dari kelasku. Dia adalah semangat pagi hariku. Entah mengapa ketika ku
melihatnya, hatiku berdegup kencang. Tak tahu bentuk musik apakah ini
“dugdugdugdug”. Aku tak mengerti dengan semua ini, apakah ini yang dimaksud pengagum
rahasia?
Namaku adalah Florisita, panggil saja aku Flo. Aku baru saja
menjadi anak SMA, yang tak mengerti apa itu kisah-kasih di sekolah. Tapi aku
tak terlalu memikirkan itu, aku hanya ingin fokus pada pelajaranku untuk masa
depanku. Tapi apa salahnya jika hanya menjadi semangat hariku.
*****
Pagi ini kupandang dia dari jauh, ingin ku hentikan arah
bola mataku, tapi tak bisa. Firly, dia adalah sahabatku, saat itu aku beri tahu
kepadanya apa yang aku rasakan ini, dia terengang dan berkata “Sudahlah Flo,
akhiri saja perasaanmu itu. Jadi pengagum rahasia itu tak mudah, tak bisa
memilikinya sama sekali.” responnya.
“Aku tak pernah memikirkan itu sekalipun, Fir. Aku hanya
ingin bahagia di setiap hariku, dan telah kutemukan apa yang bisa membuatku
bahagia, lalu mengapa aku harus menghentikan semua ini. Dan perasaan ini tak
pernah ku sengaja adanya.” kataku.
“Omong kosong, Flo. Ya sudahlah terserah apa katamu. Aku
begini bukan kara apa-apa, aku hanya ingin yang terbaik untukmu.” jawabnya.
Aku terdiam,aku mengerti semua itu dilakukan Firly agar aku
bahagia, kara dia tak mau melihatku bersedih untuk yang kedua kalinya.
****
2 tahun yang lalu, aku
sedang bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah dengan ceria, tapi pada saat aku
beranjak turun dari tangga, suara suara yang sangat menyengat di telingaku
tiba-tiba muncul. Terdengar suara ayahku naf membentak ibuku dan berkata bahwa
mereka akan bercerai. Kuhentikan langkahku, tiba-tiba air mataku terjatuh tak
tertahan. Kemudian kulanjutkan langkahku sembari menghapus air mataku dan
tersenyum kepada mereka seolah-olah aku tak mengetahui apa yang sebenarnya
terjadi. Lalu, aku berpamitan untuk berangkat ke sekolah. sesampainya di
sekolah, aku duduk di bawah pohon dan menangis tersedu-sedu. Kucurahkan semua
yang kurasakan dalam buku diaryku, tiba-tiba Firly datang dan aku pun langsung
memeluknya erat-erat sambil menangis.
“Firly, kau jangan
menyayangiku ya. Jika kau menyayangiku, pasti kau akan meninggalkanku secara
diam-diam, aku tak mau itu terjadi, aku ingin selamanya kau bersamaku. Jadi
tolong jangan kau menyayangiku.”
Firly malah ikutan
magis dan berkata “Apa yang kau katakan, aku tak akan meninggalkanmu, dan aku
pun akan terus menyayangimu, ingat itu. Kau kan punya aku (sambil menghapus air
mataku). Jadi jangan kau bersedih. Sekarang ceritakan apa yang terjadi padamu.
Sudah, sekarang jangan menangis lagi ayan, jam ada aku. Jika kamu tidak kuat di
rumah, kamu bisa menginap di rumahku beberapa hari. Sekarang ayo kita masuk
kelas. Senyum dong, (sambil menarik pipiku).
****
Siang hari, pada saat jam istirahat aku berpapasan
dengannya. Jika tak ada apa-apa, mengapa aku harus malu (gumamku). Kuberanikan
diriku untuk menyapanya, tetapi aku sangat gugup. Akhirnya kuurungkan niatku.
Aku hanya ingin bisa melihatnya terus, aku akut jika aku menyapanya dia akan
merasa illfeel padaku. Aku kembali di
kursiku. Kubuka buku diaryku dan
kutuliskan semua curahan hatiku.
Ssstt.. Rahasia
Kupandang ia dari
jauh, tak ada hasratku untuk bisa memilikimu, kara aku tersadar semua hanyalah
mimpi di siang hariku. Sebagai penyemangat hariku saja sudah cukup. Karena jika
aku bersamamu aku tak yakin bisa selalu bersamamu. Aku ini lemah, aku tak
berdaya, aku ini sakit. Tak ada seorang pun yang mengetahui ini, termasuk mama
dan Firly sekalipun.
Setiap hari kutuliskan semua kejadian yang terjadi. Saat
istirahat, aku berjalan ke arah kantin bersama Firly. Tiba-tiba, pandangan
mataku buram. Entah ada apa dengan diriku ini. Saat aku terbangun, aku merasa
seperti sedang berada di rumah sakit, dan ternyata memang benar. Dari balik
pintu terdengar suara mama ku berbicara dengan dokter. Apapun yang dibicarakan
aku tak mengerti setelah selesai, mama ku masuk. Dia langsung memelukku sambil
merintih menangis. Aku tak tahu harus berbuat apa, tetapi sepertinya aku
mengerti apa yang ditangisi mama ku. Itu adalah penyakit ku. Ya, aku sakit Liu
Kimia, tapi aku tak pernah memikirkannya. Kujalani hidupku dengan berjalannya
waktu. Dan Gara adalah salah satu alasan mengapa waktu hidupku terasa lebih
lama. Ingin kutanyakan apakah papa datang kemari, tetapi aku takut membuat mama
ku menjadi lebih sedih.
****
Sepulang dari rumah sakit, esoknya aku langsung berangkat
sekolah. meskipun, sebelumnya mamaku telah melarangku. Tetapi daripada aku
bosan dan jenuh di rumah sendirian, lebih baik aku berangkat sekolah. agar aku
juga bisa bertemu dengan Gara.
Ternyata aku telah terlambat. Aku berlari
sekencang-kencangnya. Tiba-tiba, aku menabrak seseorang. Aku langsung meminta
maaf dengan menundukkan wajahku. “Tidak apa-apa” jawabnya. Aku tersenyum dan
mengangkat wajahku. Aku terkejut dan spontan “Gara!!!, akhh... maaf aku
benar-benar tak sengaja. Ak...” belum selesai bicara, langsung dipotong
olehnya. “Iya, tak apa, kan tidak sengaja Kamu Flo kan, anak kelas sebelah?”
tanyanya.
Aku mengangguk, “Kamu kenal denganku?”
“Tentu saja, siapa yang tak mengenalmu. Kau ini kan seorang
Cerpenis muda di sekolah ini.”
Aku hanya tersenyum, “Aku duluan ya, sudah terlambat masuk
kelas.”
“iya, hati-hati ya” ujarnya.
Detak jantungku bertambah kencang, entah ini perasaan malu,
senang, atau apa aku tak tahu. Intinya adalah aku sangat bahagia saat ini.
Ternyata dia mengenalku, aku bertambah menjadi malu dibuat olehnya.
****
Detik, menit, jam, hari, bulan, bahkan tahun pun berlalu.
Tak terasa aku sekarang duduk di bangku kelas 3 SMA dengan perasaan yang sama
kepada Gara, dan tetap menjadi pengagum rahasianya yang tetap setia. Benar-
benar tak terasa, Ujian Nasional sudah terlewati, dan besok adalah hari
perpisahan. Hari yang paling aku benci, karena pada hari ini semua kebahagiaan
ini hilang karena perpisahan. Hanya kenangan yang tersisa, tak ada lagi hari
memakai seragam putih abu-abu, dan merasakan hukuman akibat terlambat sekolah,
dan ditambah lagi tak bisa bertemu dengan Gara.
Tetapi semua ini akan kuakhiri, telah terlalu lama aku
menunggu, namun yang kuharapkan tak sesuai kenyataan. Telah banyak pengorbanan
yang kulakukan untuknya. Tapi tak ada balasan sedikit pun darinya, tetapi dia
juga tak salah sih, kara dia memang tidak tahu.
Malam hari, semuanya sudah tersusun rapi, dari baju, sandal,
bahkan aksesori yang akan kupakai esok pagi. Tetapi aku merasa pusing dan
penglihatanku mulai kabur, dan aku merasa lemah lalu pingsan. Aku merasakan
jika aku ini berada di rumah sakit. Dan aku juga mendengar semua orang
berbicara, tetapi aku tak bisa membuka mataku. Aku mendengar mama ku menangis
dan menghubungi seseorang, siapa pun yang di teleponnya aku tak tahu. 1 jam
kemudian, aku merasakan seperti ada papa di sekitarku, aku ingin melihatnya
apakah itu benar atau tidak, tetapi mata ini memang sangat sulit sekali
terbuka. Sekejap ada seseorang yang memelukku, bau wanginya seperti papa ku.
Dia berkata “kuatlah Flo, papa ada di sini, papa mohon untuk
kali ini saja lawanlah penyakit mu. Papa ingin melihat masa depan cerahmu, dan
melihatmu benar-benar tersenyum bahagia yang sesungguhnya. Kau memang pintar
menyembunyikan kesedihanmu, tapi tidak untuk papa, papa selalu bisa melihatmu
bahagia yang sesungguhnya dan pura-pura bahagia menutupi kesedihanmu.”
Air mataku keluar dengan sendirinya, mataku masih tetap tak
bisa terbuka, serasa ada yang menempelkan lem. Papa dan mama ku keluar dari
ruangan dan mereka berbincang-bincang. Esoknya kuingin beranjak bangun dari
kasur rumah sakit ini. Ingin cepat bersiap-siap untuk datang pada acara
perpisahan di sekolah, tapi sepertinya badanku mulai melemah, tangan dan kaki
pun tak bisa digerakkan. Terdengar suara mama ku yang menelepon Firly “Halo
Fir, tante boleh minta tolong? Tolong ambilkan baju yang akan dikenakan Flo
untuk acara pagi ini di rumah ya. Terima kasih Fir.”
****
Firly telah selesai mengenakan baju untuk acara perpisahan
hari ini. Kemudian dia datang ke rumahku, dia masuk ke kamarku. Dia melihat di
sekeliling ruang tidurku, pandangan matanya tertuju pada buku diary di tatanan bukuku. Dibacalah semua
isi diaryku, sebelumnya dia tertawa
membaca tulisan tanganku dengan cerita yang aneh-aneh, tapi dia terkejut dengan
sebuah halaman yang ditulis pada tanggal 13 September 2014.
“Ternyata Flo benar-benar melakukannya, aku pikir hanya
sebatas basa-basi saja. Dan dia juga menyembunyikan penyakitnya dari ku. Dan
aku pun tak mengetahuinya, sahabat macam apa aku ini. Dan ini adalah tahun
ketiganya menjadi pengagum rahasia. Ya tuhan, aku baru menyadari dia itu adalah
sosok wanita yang sangat tangguh. Bisa menyembunyikan kesedihan bahkan
penyakitnya tanpa membuat kecurigaan sedikit pun.”
Gumamnya dengan kedua matanya yang berkaca-kaca. Dari kasur
terdengar suara deringan handphone
milik Firly, dan ternyata dari mamanya Flo. Dengan sedikit gugup dia mengangkat
teleponnya.
“I...Iya tante.”(mama Flo menangis)
“Tante kenapa, ayo ceritakan padaku. Apa Flo marah-marah
kara aku mengambil bajunya terlalu lama? Sebentar lagi aku datang kok tante,
tolong sabarkan Flo ya.” Ujarnya sambil matanya berkaca-kaca.
“Fir, Flo sudah pergi.” Sambil menangis.
“Maaf tante, aku tak menyukai lelucon seperti ini. Ayolah
tante katakan yang sebenarnya.”
“Cepatlah kemari Firly, ini akan menjadi yang terakhir
kalinya kau melihat Flo tersenyum.” (Menangis).
Sekejap handphone
Firly terjatuh, dan dia menangis tersedu-sedu. Dia tak mempercayai kenyataan
yang telah terjadi. Kemudian dia bergegas menuju rumah sakit dengan membawa
baju yang akan dikenakan Flo dan buku diary
Flo.
Sesampainya dia langsung memeluk jenazah Flo yang masih
terkapar di atas kasur rumah sakit. “Maaf, jenazah ini akan kami mandikan.”
Kata perawat rumah sakit.
Lalu ditariknya oleh mamanya Flo dan dipeluknya erat-erat.
“Sudahlah Fir, mungkin itu yang terbaik untuk Flo. Mungkin
itu adalah salah satu cara agar dia tidak lagi menyembunyikan kesedihannya
seorang diri” kata mama Flo.
“Tapi tante, Flo itu adalah orang yang kuat, apa ini aku tak
mengerti lelucon apa yang dilakukan dokter kepada kita” sambil mengamuk.
“Kemarilah Firly, akan tante tunjukkan sebuah vide terakhir
yang dibuat Flo untukmu. Sebelumnya tante tak mengerti kenapa dia buat video semacam
ini, tapi sekarang tante mengerti.”
“Maaf, ibu mamanya Flo? Silakan ikut kami untuk mengurus
administrasi”.
“Iya dok, saya akan segera mengurusnya.”
“Tante tinggal ya Fir.” Firly mengangguk. Kemudian dibukalah
video dari Flo.
(Hay Firly, pasti kamu bingung kenapa aku buat video ini, ya
kan. Aku juga bingung sebenernya, Cuma mau buat aja. Oh ya Fir, sahabat kecilku
sampai sekarang yang tak pernah menghianati aku. Aku sayang sekali padamu..
Hari ini acara perpisahan kan, ya ampun.. Gak terasa ya kita udah lulus SMA.
Kamu cepet-cepet berangkat gih, nanti terlambat lo. Aku kayaknya udah Gak bisa
ikut kamu, aku udah dipanggil, dan aku harus pergi. Dada.. Fir, Inge aku terus
ya walau aku Gag ada di sampingmu.) Dari Firly tertawa karena tingkah Flo,
Firly kemudian menangis.
“Fir, kamu berangkat gih, bersihin mukamu dan tatalah dengan
rapi, Flo tak ingin kamu melewatkan kesempatan ini. Jadi, cepatlah
bersiap-siap. Masalah Flo, nanti tante yang urus, kita akan mengantarkan Flo
bersama-sama setelah perpisahanmu selesai” ucap mama Flo.
Kemudian Firly bersiap-siap, dan berangkat ke sekolah.
sesampai di sana, ternyata dia terlambat dan pengumuman juara umum telah
disampaikan, “Sekarang giliran sang ratu kreatif dan inovatif adalah Florisista
Grenalda”. Firly tersenyum, dan dia maju ke atas panggung.
“Sebelumnya maaf jika saya maju ke panggung ini, di sini
saya mewakili sahabat saya, yaitu Flo. Dikarenakan Flo tidak bisa datang
kemari, Flo telah pergi, Flo pergi meninggalkan kita semua (Terhenti dan
menangis, suasana jadi berubah menjadi tangisan) dan satu hal lagi, Flo
menyukai seseorang, seseorang yang telah dikaguminya sejak masuk di SMA ini
sampai saat ini. Mungkin, seseorang itu tak sadar. Orang itu adalah Gara. (Gara
terkejut, dia juga meneteskan air mata) Saya berada di sini juga untuk mewakili
Flo, karena Flo ingin sekali saya hadir dalam acara ini. Flo juga menitipkan
maaf kepada saya untuk kalian semua.”
Acara perpisahan dipercepat agar bisa mengunjungi rumah Flo.
Sesampainya, Gara langsung mendekati Flo dengan wajah yang amat sedih dan
meminjam buku diary Flo. Dia mulai
membacanya dan menangis, dia tak menyadari bahwa selama ini Flo menykainya dan
ternyata sebenarnya pun Gara menyukai Flo. Tapi apa boleh bus, waktu yang telah
lalu tak akan bisa kembali. Semua sirna bersama hembusan angin di atas batu
nisan Flo. Pengorbanan, kekuatan, dan ketangguhan seseorang memang jarang kita
bisa melihatnya, tetapi jika di lihat, orang yang selalu bahagia setiap
harinya, mungkin dia benar-benar merasakan kesedihan yang mendalam. Tetapi
sebaliknya, jika orang yang bersedih setiap hari, dia adalah orang yang tak mau
bersyukur dengan keadaan, sebenarnya dia adalah orang yang bahagia yang
pura-pura sedih.
Untuk apa menunggu terlalu lama jika yang di tunggu tak
menyadarinya. Hentikan saja penantianmu karena belum tentu berujung bahagia,
daripada kamu harus terus berkorban. Lebih baik cepat tersadar daripada patah
hati.
Editor : Anggi Dwi Kurniawan
Belum ada Komentar untuk "Ssst RAHASIA | Cerpen Tentang Pengagum Rahasia"
Posting Komentar