Soal dan Pembahasan PAI Perguruan Tinggi BAB 6 Bagaimana Membumikan Islam di Indonesia?
Selasa, 21 April 2020
Tambah Komentar
Nama : Anggi Dwi Kurniawan
NPM : 1915061021
MK : Pendidikan Agama Islam
Tugas
1
Lakukan kajian
dengan membandingkan dua corak
(high dan low tradition) Islam!
Coba Anda identifikasi ciri
masing-masing dan sebutkan implikasinya
terhadap kehidupan beragama
(Islam)! Dalam konteks
keindonesiaan bagaimana Islam harus
diartikulasikan?
Jawab
:
Islam
Murni (High Tradition) ialah teks-teks
keislaman seperti al-Qur’an, al-hadits, dan sumber-sumber lain yang berasal
dari dua kitab tersebut, seperti kitab tafsir, syarah, fiqih, filsafat,
tasawuf, atau ushuluddin. Islam adalah firman Tuhan yang menjelaskan
syariat-syariat-Nya yang dimaksudkan sebagai petunjuk bagi manusia untuk
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Secara tegas dapat dikatakan hanya
Tuhanlah yang paling mengetahui seluruh maksud, arti, dan makna setiap
firman-Nya. Oleh karena itu. kebenaran Islam high tradition ini adalah
Mutlak. Islam dalam makna high tradition biasanya bersifat normatif,
ideal. Selalu dikaitkan dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang
muslim. Apabila Islam dalam aspek ini berbicara tetang kepemimpinan, maka yang
dituntut bagi seorang calon pemimpin adalah sifat-sifat yang melekat pada nabi
Muhammad, yaitu: shiddiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tablig
(transparansi), dan fathanah (cerdas dalam bidangnya).
Sedangkan Islam low tradition adalah praktik
keberagamaan yang dilakukan oleh umat muslim di seluruh dunia. Bagaimana umat
muslim mengaplikasikan agamanya, tentu beragam coraknya. Pada low tradition,
Islam yang terkandung dalam nash atau teks-teks suci dengan realitas
sosial pada berbagai masyarakat yang berbeda-beda secara kultural. Islam dalam
kandungan nash atau teks-teks suci dibaca, dimengerti, dipahami,
kemudian ditafsirkan dan dipraktikkan dalam masyarakat yang situasi dan
kondisinya berbeda-beda. Dari itu muncullah istilah Islam dalam
berbagai kekhasan tradisinya. Ada Islam Jawa, Islam Banjar, Islam Sumatera,
Islam Sulawesi, dan Islam Indonesia jika yang dimaksud Islam dalam konteks
bangsa. Berbeda dengan High Tradition, Islam dalam Low tradition
penerapannya mengikuti aturan budaya yang berlaku di daerah tersebut. Contohnya
masyarakat Jawa yang melakukan kenduri/yasinan setiap malam Jumat.
Namun, dalam penerapannya Islam di Indonesia merupakan
Islam Low tradition yang berpegang teguh pada High Tradition
supaya tidak terjerumus dalam kesesatan. Meskipun sebagian ulama berpendapat
bahwa beberapa ajaran yang berlaku di masyarakat merupakan bid’ah. Namun, yang
terpenting adalah mencoba untuk mengendalikan diri dan berlapang dada dalam
menghadapi perbedaan, mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait, dan
mendahulukan tindakan yang masuk akal.
Tugas
2
āyāt-āyāt muḫkamāt.
dan āyāt-āyāt mutasyābihāt. Lakukan eksplorasi
mengenai kedua istilah tersebut! Tampilkan peta
yang menunjukkan
identifikasi perbedaan
keduanya dan implikasinya
amaliah keagamaan yang
mungkin dapat berkembang
dari keduanya! Lalu bagaimana sikapmu?
Jawab
:
Muhkamat adalah ayat yang bisa dilihat pesannya
dengan gamblang atau dengan melalui ta’wil, karena
ayat yang di-ta’wil mengandung pengertian lebih dari satu
kemungkinan. Sedangkan mutasyabih atau mutasyabihat adalah ayat-ayat yang pengertian
pastinya hanya diketahui oleh Allah swt. Misalnya saat datangnya hari kiamat,
dan makna huruf-huruf munqatha’ah. Seperti Alif-Laam-Miim, dan lain sebagainya.
Barangkali tidak keliru jika dikatakan bahwa tujuan dari ayat
muhkam dan mutasyabih adalah mengantar
setiap muslim untuk berhati-hati ketika menafsirkan ayat Al Quran. Terlebih
ayat mutasyabih, seperti halnya ucapan seorang ibu
kepada anaknya “di jalan banyak duri” tanpa menyebutkan di mana lokasi duri
tersebut. Tujuannya tidak lain adalah agar sang anak berhati-hati dalam setiap
langkahnya agar tidak menginjak duri tersebut. Ayat muhkam menjadi
patokan dalam penafsiran ayat mutasyabih.
Sikap saya sebagai seorang muslim sebaiknya lebih berhati
hati dalam memahami makna ayat-ayat Al-Quran. Sebaiknya lebih giat lagi dalam
mempelajari dan lebih memiliki rasa keingintahuan tentang fenomena-fenomena dan
makna yang terkandung dalam kitab suci ini.
Tugas 3
Menelusuri lebih
lanjut argumen para
ulama dan cendekiawan muslim
terkait dengan historisitas
wahyu Al-Quran!
Rujuklah referensi karya
ulama dan cendekiawan terkemuka.
Jawab :
Adapun argumen para ulama dan cendekiawan muslim
terkait dengan historis wahyu Al-Quran adalah sebagai berikut :
1. ”Al-Quran adalah jaring untuk menangkap jiwa
manusia. Seperti ikan, manusia berenang dari satu tempat ke tempat lain, dan
Tuhan memasang jaring ke dalam mana manusia terjerat, demi kebahagiaannya
sendiri.” (Fritjof Schuon).
2. “Tak seorang pun dalam Islam yang berhak
mengklaim sebagai otoritas atas dan penjaga pemahaman yang tepat atas Al-Quran.
Seluruh umat Islam bertanggung jawab terhadap pengabadian dan implementasi
ideal-ideal Al-Quran.” (Muhammad ‘Ata al-Sid).
3. “Al-Quran memiliki keampuhan bahasa yang tak
tertandingi karena bentuk atau gayanya dan isi pesan yang dikandungnya.
Kekuatan penggerak bahasa Al-Quran terletak pada kemampuan menghadirkan ide-ide
ketuhanan, kemanusiaan, dan wawasan kosmik yang tak dapat diingkari.”
(Komaruddin Hidayat).
4. “Orang tak dapat memahami Al-Quran dan hadis
kalau tak berpengetahuan umum. Bagaimana orang bisa mengerti bahwa segala
sesuatu itu diciptakan oleh-Nya ‘berjodoh-jodohan’ [QS 51:49] kalau tak mengetahui
biologi, positif dan negatif, serta aksi dan reaksi.” (Bung Karno).
5. “Al-Quran memberikan pencerahan sepanjang
zaman. Membaca Al-Quran mempunyai kenikmatan tersendiri. Al-Quran memberikan
syafaat kepada mereka yang menjadikannya sebagai teman hidup.” (Ahsin Sakho
Muhammad).
6. “Al-Quran adalah pengantin wanita yang
menyembunyikan wajahnya. Bila engkau membuka cadarnya dan tidak mendapatkan
kebahagiaan, itu karena caramu membuka cadar telah menipu dirimu sendiri.
Apabila engkau mencari kebaikan darinya, ia akan menunjukkan wajahnya, tanpa
perlu kaubuka cadarnya.” (Jalaluddin Rumi).
7. “Al-Quran mengandung prinsip-prinsip umum
sains; orang dapat menurunkan pengetahuan tentang perkembangan fisik dan
spiritual manusia dengan prinsip-prinsip tersebut.” (Musthafa al-Maraghi)
8. “Untuk mengantarkanmu mengetahui rahasia
ayat-ayat Al-Quran, tidak cukup engkau membacanya empat kali sehari.” (Abul
A’la Maududi).
9.
“Al-Quran memberikan kemungkinan arti yang tak terbatas.
Ayat-ayatnya selalu terbuka untuk interpretasi baru dan tidak tertutup dalam
interpretasi tunggal.” (Mohammed Arkoun).
Tugas 4
Bangunlah sebuah
analisis-kritis atas substansi
yang terkandung dalam teks
Multitafsir! Mengapa multitafsir
pembacaan dan pemahaman
manusia dapat terjadi?
Apa implikasi yang dapat muncul
dan berkembang dari keadaan tersebut.
Jawab
pandangan seseorang terhadap suatu kebenaran
tergantung seberapa jauh ia melakukan interpretasi terhadap kebenaran itu. Ibnu
Arabi (1165-1240), seperti yang dikutip oleh Alwi Shihab, mengatakan bahwa
akibat perbedaan kemampuan manusia dalam memahami teks al-Qur’an maka setiap
teksnya mengandung tujuh tingkatan pemahaman yang berbeda. Akurasi pemahaman
Malaikat Jibril yang lebih dahulu menerima wahyu dari Allah, tentu akan berbeda
dengan Nabi Muhammad ketika menerima wahyu melalui perantaraan Jibril. Kemudian
para sahabat nabi akan berbeda dengan generasi umat Islam berikutnya dalam
sejarah, demikian seterusnya menurut Ibnu Arabi. Karena itu, mengapa seseorang
berbeda dalam memandang suatu kebenaran? karena adanya perbedaan pada
interpretasi. Akibatnya, interpretasi terhadap teks-teks keagamaan memiliki
corak dan cirinya masing-masing.
Implikasi dari multitafsir ini menyebabkan perbedaan
pandangan dan argumen-argumen dari para ulama dalam memaknai ayat-ayat Al-Quran.
Dan lebih parahnya bisa menyebabkan
saling klaim kebenaran dan menyalahkan lainnya. Sikap kita adalah tetap memberi
apresiasi kepada para penafsir dan penganut fahamnya, dan kita berupaya untuk
berjalan sesuai dengan syariat yang ditetapkan.
Tugas
6
Sejak lama ekspresi keberagaman umat islam di
Indonesia memiliki banyak corak. Kita mengenal beberapa istilah misalnya
Tradisional, konservatif, modernis, moderatis, fundamentalis, liberal, skriptualis,
subtantif, dan sebagainya. Sebagai adanya penanda berbagai variasi corak
ekspresi keberagaman ditengah umat islam umumnya, dan umat islam Indonesia
khususnya. Coba anda telusuri tipologi-tipologi di atas, kemudian berikan
deskripsi yang detail tentang karakteristik masing-masing tipologi tersebut.
Jawab
:
Tradisional adalah
sesuatu kebiasan yang berasal dari leluhur yang diturunkan secara turun temurun
dan masih banyak dijalankan oleh masyarakat saat ini.
Konservatisme
adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional.
Modernisme adalah
sebuah kecenderungan berpikir yang menyatakan bahwa manusia memiliki kekuatan
untuk membuat, meningkatkan dan membentuk kembali lingkungan dengan bantuan
ilmu pengetahuan, tekhnologi dan percobaan praktis.
Fundamentalisme adalah
sebuah gerakan dalam sebuah aliran, paham atau agama yang berupaya untuk
kembali kepada apa yang diyakini sebagai dasar-dasar atau asas-asas (fundamental).
Liberal adalah
sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada
pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.
Skriptualis adalah sebuah system berpikir yang didalam menilai kebenaran
digunakan teks kitab.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan tentang
karakteristik Islam di Indonesia. Awalnya, Islam masuk ke Indonesia secara
tradisional, di mana Islam masuk melalui budaya-budaya lokal yang telah
berkembang. Kemudian muncullah Islam modern yang telah menunjukkan kekuatan
yang luar biasa dalam menyerukan umat Islam untuk memberikan penalaran terhadap
Islam, agar segera berkemas memajukan Islam dalam berbagai bidang, terutama
dalam melakukan gerakan reformasi dalam bidang sosial dan moral. Sikap
keberagamaan massa Islam yang selama ini didominasi oleh praktek-praktek
tradisional, dipandang bertentangan
dengan Islam itu sendiri dan tidak mampu membentengi diri dari pengaruh budaya
Barat. Untuk itu, ada ciri penting yang
menjadi visi dasar modernisasi, yaitu usaha pemurnian Islam dengan cara
memberantas segala yang berbau khurafat dan bid’ah, melepaskan diri dari ikatan
mazhab, dan membuka kembali pintu ijtihad selebar-lebarnya dengan menggunakan
intelektualitas yang kritis dalam menginterpretasi nash agar sesuai dengan
perkembangan modern. Sementara kalangan fundamentalisme menolak bentuk
pemahaman agama yang terlalu rasional apalagi kontekstual, sebab bagi mereka
yang demikian itu tidak memberi kepastian. Karenanya, mereka memahami teks-teks
keagamaan secara literal sebagai alternatif yang mereka tonjolkan. Yakni
berusaha membumikan dan merasionalkan pemahaman terhadap doktrin Islam sebagai
agama yang rasional dan elastisitas. Liberalisme islam di Indonesia pada
dasarnya menghendaki bagaimana seharusnya umat Islam memahami islam secara
komprehensif mulai dari aspek ketauhidan, syariat, muamalat dan etika. Tidak
memahami islam sebatas aspek syariat saja, karena selama ini umat islam
kebanyakan memahami Islam masih sebatas symbol-simbol.
Tanggapan terkait semua pertanyaan yang
terdapat gambar masjid
Soal :
Tunjukkan sikap akademik Anda! Apakah Anda
setuju atau tidak setuju dengan uraian teks di atas? Atau mungkin Anda memiliki
cara pandang sendiri dengan memberikan tawaran mengenai cara dan menunjukkan
kebenaran Islam dalam konteks historisitas masyarakat yang plural seperti di
Indonesia!
Jawab :
Saya setuju dengan teks tersebut bahwa sebagai
manusia sebaiknya kita tidak saling membenar-salahkan suatu perkara. Lebih baik
kita melaksanakan kegiatan beragama sesuai dengan syariat. Karena aturan-aturan
kehidupan beragama di setiap wilayah berbeda-beda tergantung pada wilayah dan
budaya yang berkembang. Seperti di Indonesia saja memiliki berbagai persepsi
tentang beragama. Contohnya NU, Muhammadiyah, LDII, dan lainnya yang memiliki
pandangan masing-masing. Sebagai manusia kita tidak dibenarkan untuk saling
klaim yang paling benar dan menyalahkan lainnya secara sepihak. Yang terpenting
adalah kita selalu berada di jalan-Nya menjalankan perintah dan menjauhi segala
larangan.
Soal :
Menjadi seorang muslim tidak berarti harus
kehilangan identitas sebagai orang Indonesia. Identitas keislaman dan
keindonesiaan hendaknya dapat menyatu menjadi karakter yang utuh dalam diri
kita. Coba tanyakan kepada teman Anda bagaimana karakter seorang muslim? Dan
bagaimana pula karakter orang Indonesia? Tanyakan lebih lanjut, bagaimana
formula perpaduan karakter muslim yang Indonesia dan Indonesia yang muslim?
Jawab :
Benar bahwa menjadi seorang muslim tidak harus
kehilangan identitas sebagai orang Indonesia. Karakter seorang muslim memiliki
aqidah yang lurus, akhlak yang baik, berilmu pengetahuan luas dan lainnya juga
dapat dipadukan dengan karakter Indonesia yang ramah tamah dan berbudaya.
Contoh penerapannya dalam kehidupan dapat dilihat dari berbagai dakwah melalui
budaya wayang kulit, yang merupakan salah satu budaya Indonesia. Contoh lainnya
ialah Indonesia yang memiliki budaya musik dengan irama rebana dan sejenisnya dikolaborasikan
dengan lantunan sholawat yang merdu.
Soal :
Tugas Anda adalah merancang sebuah peta
konseptual yang menggambarkan identifikasi berbagai sikap muslim dalam
menghadapi berbagai persoalan kontemporer. Dari rancangan tersebut Anda
dipersilakan menunjukkan sikap ideal seorang mahasiswa muslim yang dapat ditawarkan
sebagai resolusi konflik!
Jawab :
Dari berbagai sikap muslim yang telah
disebutkan sikap ideal seorang mahasiswa muslim yang dapat ditawarkan sebagai
resolisu konflik yang paling sesuai adalah. Sebagai manusia kita sadar bahwa
agama adalah sesuatu hubungan antara manusia dengan Tuhan. Namun, agama juga
bersifat sebagai pengendali berbagai situasi kehidupan yang kita alami. Oleh
karenanya kita harus berpegang agama dan berprinsip bahwa agama adalah pedoman
yang dapat menyelesaikan dan memberi solusi atas segala permasalahan yang
sedang dihadapi.
Soal :
Lakukan analisis kritis atas substansi teks di
atas! Temukan isu-isu pokok yang terkandung di dalamnya kemudian tunjukkan
sikap Anda terhadap isu-isu dimaksud! Komunikasikan dengan dosen Anda untuk
memperoleh penajaman lebih jauh!
Jawab :
Pokok masalah yang terlihat dari teks tersebut
ialah mulai munculnya kegiatan sosial politik yang mengadopsi timur tengah dan juga
cara berpakaian, yang dikhawatirkan dapat mengganggu budaya Indonesia yang
telah terbentuk dari masa lalu. Sikap saya terhadap isu ini adalah boleh saja
dan tidak masalah, karena sesungguhnya Islam memerintahkan kehidupan untuk
berpedoman dan berpegang teguh pada Al-Quran. Bukan Maksud menyalahkan budaya
yang berkembang di Indonesia namun, dapat diamati bahwa cara berpakaian di
Indonesia juga banyak yang belum sesuai dengan yang diperintahkan. Kebebasan
yang diterapkan membuat masyarakat bertindak sesuka hati. Hal ini juga terlihat
dalam sosial politik di mana dalam Islam disebutkan bahwa setiap pemimpin harus
bersikap adil. Juga dilarang membuat perkara yang merugikan umat. Namun,
kenyataan di negeri ini sebaliknya, banyak pemimpin yang menyalah gunakan
jabatannya. Menggunakan kekuasaan untuk keuntungan pribadinya dengan hukuman
yang sangat ringan. Berbeda dengan hukum Islam yang lebih memberikan efek jera.
Soal :
Coba Anda telusuri implikasi dari pemahaman di
atas dalam proses pembumian Islam di Indonesia! Faktor-faktor apa saja yang
kemungkinan menjadi pendukung atau penghambat?
Jawab :
Faktor filosofis menjadi pendukung proses
pembumian Islam di Indonesia. Karena Islam telah masuk ke Indonesia sejak zaman
dahulu dan telah menjadi agama turun temurun yang artinya semakin mudah dan
semakin banyak perkembangan umat Islam karena proses revolusi manusia juga.
Sementara itu dalam penerapannya dapat menjadi penghambat suksesnya pembumian
Islam di Indonesia karna Islam yang secara turun temurun tidak menjamin
penganutnya untuk selalu menjalankan syariat yang telah ditetapkan, bisa saja
hal ini malah hanya membuat masyarakat yang berkembang hanya menyandang status
Islam lahir saja, tetapi tidak dalam hatinya.
Soal :
Amati foto di atas! Islam ternyata mengandung
nilai-nilai universal. Dalam konteks universal pula nabi menjadi rujukan bagi
perdamaian dan kecintaan antar sesama. Deskripsikan sikap yang harus Anda
bangun guna merealisasikan nilai-nilai universalitas Islam dalam konteks
keindonesiaan kita!
Jawab :
Sikap yang harus dibangun untuk merealisasikan
nilai-nilai Islam universal diantaranya harus selalu bersikap toleransi
terhadap segala bentuk perbedaan. Di kala manusia lain mengalami musibah atau
permasalahan kita harus turut berempati dan memberikan support sebagai salah
satu bentuk kepedulian umat muslim. Karena dalam Islam sendiri kita diajarkan
untuk tidak saling membenci dan harus selalu menjaga perdamaian.
Soal :
Tugas Anda adalah memberikan penilaian kritis
atas tawaran hermeneutika tersebut. Bagaimana sikap Anda? Atau, menanyalah
lebih jauh dan lakukan identifikasi terlebih dahulu kemungkinan adanya metode
dan pendekatan lain yang berguna bagi upaya pembumian Islam di Indonesia? Coba
komunikasikan hal tersebut dengan dosen dan teman-teman Anda!
Jawab :
Menurut saya ini merupakan metode yang baik
dalam menyebarkan dan memberi pemahaman lebih dalam tentang Islam. Namun, perlu
dipikirkan juga dampak yang akan ditimbulkan jika ini juga di peruntukan untuk masyarakat
non-Islam supaya ikut memeluk agama Islam, bagaimana efek yang akan terjadi,
apakah akan menimbulkan perpecahan atau tidak. Sebaiknya juga perlu dilakukan
sosialisasi secara bertahap.
Soal :
Anda diminta merancang bangun sebuah proposal yang
menawarkan program-program kegiatan Islam transformatif tersebut. Anda dapat
memfokuskan proposal Anda hanya pada satu problem keumatan dan kebangsaan
seperti Islam dan penanggulangan kemiskinan, Islam dan pemberantasan korupsi,
Islam dan penanggulangan human trafficking, atau isu-isu kontemporer lain.
Jawab :
Menurut saya dari permasalahan tersebut dapat
diambil beberapa langkah seperti penegasan hukuman dan peningkatan masa atau
berat hukuman. Karna hukum di Indonesia ini masih sangat lemah, dan masih belum
sepenuhnya terealisasikan. Hukum di negeri ini masih sangat mudah dilumpuhkan
hanya dengan segepok uang dari tangan-tangan kotor. Sebaiknya perlu menghilangkan
praktik-praktik seperti itu, demi memberikan efek jera kepada para pelaku dan
menjadi pembelajaran bagi orang lain agar tidak melakukan tindakan yang sama.
Belum ada Komentar untuk "Soal dan Pembahasan PAI Perguruan Tinggi BAB 6 Bagaimana Membumikan Islam di Indonesia?"
Posting Komentar